Kamis, 24 Januari 2019

Mau Jadi Reseller, Dropshiper atau MLM?

Bisnis dropship, reseller ataupun MLM saat ini tengah popular dikalangan pengusaha dengan modal yang kecil. Sebab selain modalnya tidak merogoh isi kantong, bisnis dengan konsep ‘terima orderan dan lapor supplier’ dianggap mudah dijalankan tanpa harus menyimpan stock barang digudang atau rumah.

Melihat semakin banyak masyarakat yang berselancar di dunia maya menambah keuntungan berbisnis dengan cara ini. Kalau dilihat dari pasarnya yang ramai, lantas apakah sudah pasti orang yang menjadi dropshiper, reseller atau MLM bisa cepat sukses? Bisa saja, tapi itu tetap membutuhkan proses yang panjang. Mengapa?

Dasarnya Anda pasti sudah tahu bukan sistem bisnis dropship, reseller? Yap, kita sebagai dropshiper dan reseller menjual produk mitra dan mendapatkan keuntungan berupa komisi. Dropship sendiri merupakan penjualan produk dari supplier (tanpa harus ada stok terlebih dahulu dan menjual produk tersebut ke customer dengan harga yang ditentukan oleh dropshipper). Sedangkan sistem jualan Reseller sedikit berbeda dengan dropship, di mana sebagai reseller Anda harus membeli barang untuk stok usaha Anda. Namun intinya sama-sama menjual produk orang lain.

Mana yang lebih menguntungkan dropship reseller atau MLM ?

Ketiganya sistemnya memiliki kelebihan dan keuntungan sendiri-sendiri. Namun bila Anda ingin punya fisik tempat usaha namun kurang produk sebaiknya pilihlah untuk menjadi reseller. Sebaliknya, jika Anda tidak punya tempat usaha jadilah dropshiper. Untuk menjadi dropshipper Anda harus rajin mengupdate jumlah stock yang tersedia di gudang supplier.

Bagaimana memperoleh keuntungan dari ketiga sistem bisnis ini?

Untuk sistem dropship, keuntungan didapatkan dari harga yang Anda tetapkan dikurangi harga barang dari supplier. Misalnya Anda membeli produk dari supplier dengan harga Rp 200 ribu, lalu menjual produk itu kembali ke konsumen dengan harga sesuai pabrik ditambah harga yang Anda patok untuk keuntungan Anda. misalkan Anda menargetkan untuk mendapatkan keuntungan 50 ribu, jadi total harga yang dikenakan ke pelanggan adalah Rp 250 ribu ditambah ongkos kirim sebesar Rp 20 ribu.

Setelah Anda memperoleh pembayaran sebesar Rp 270 ribu dari pelanggan beserta alamat pengiriman. Maka selanjutnya laporan order dan pembayaran (harga pabrik) diserahkan ke supplier, ditambah dengan ongkos kirimnya. Jadi jika Anda menggunakan sistem dropship maka keuntungan yang Anda dapatkan untuk 1 order sebesar Rp 50 ribu.  Sedangkan untuk reseller, keuntungan yang Anda dapatkan bisa 2x lipat karena biasanya banyak supplier yang memberikan potongan harga untuk pembelian produk dalam jumlah yang banyak.

Nah...bagaimana dengan MLM?

MLM… waaaahh.. gw dari dulu males dengan yang namanya MLM dan segala kerabatnya.. MLM…….. augkhhh… dengernya aja bisa bikin perut mual, mimisan dan kalo bisa muntah dulu deh…

Begitulah jika kita menyebutkan dua huruf “M” dan satu huruf “L” tersebut. Rangkaian huruf yang bisa dibilang keramat atau seperti monster penghisap darah. Ketika mendengar kata-kata MLM mereka akan merasakan alergi. Padahal jika mereka ditanya apa itu MLM, mereka tidak bisa menjawab. Paling banter jawaban mereka adalah standart jawaban orang pada umumnya.

Mereka menganggap bahwa jika ada satu orang sukses di bisnis MLM pasti ada seratus orang yang duitnya lari ke satu orang tersebut. Bisakah seratus orang tersebut dibilang sukses? Bisa dengan cara mencari seratus korban lagi.

Tapi apakah benar MLM itu sebuah Bisnis yang selalu menguntungkan orang-orang yang diatas (Upline) dan menjadikan orang yang dibawah (Downline) sebagai “sapi perahan”? apakah benar MLM itu hanya money Game? Apakah bonus yang didapat adalah dari hasil merekrut orang lain untuk bergabung?

Bila kita berangkat dari kasus, seperti kasus Triliunan Rupiah Ditelan Money Game, kita bisa melihat bahwa bisnis yang mereka jalankan adalah skema piramida atau money game. Bisnis ini jelas-jelas merugikan orang yang paling akhir bergabung. Karena menjadikan pertambahan pembayaran keanggotan sebagai tujuan bisnisnya, bukan pada penjualan produk.

Dari kasus diatas banyak orang yang dirugikan, banyak orang yang uangnya tidak kembali. Uang berjuta-juta rupiah yang di setorkan dalam usaha sistem piramid itu amblas begitu saja. Sehingga muncul anggapan di masyarakat bahhwa semua Multi Level Marketing itu adalah sama. Mereka yang pernah mengalami baik langsung maupun tidak langsung rata-rata merasakan trauma dengan bisnis semacam ini.

Maka dikemudian hari mereka akan mengatakan bahwa bisnis multi level marketing adalah bisnis yang menguntungkan orang-orang yang berada di atas (Upline) dan menjadikan orang-orang yang dibawah (Downline) sebagai “sapi perahan”.

Mereka mengatakan seperti itu karena mereka korban dari sistem piramid. Sehingga agar kejadian yang serupa tidak menimpa orang-orang mereka cintai, mereka akan memperingatkan kepada siapa saja agar jangan sekali-kali mengikuti bisnis MLM jika tak ingin mengalami kejadian seperti yang mereka alami.

Tak heran jika sekarang kita bertanya tentang MLM kepada orang-orang dari yang muda (abege) sampai yang tua, mereka akan menilai hal yang negatif terhadap bisnis Multilevel Marketing. Wajar bagi mereka yang mengatakan seperti itu karena mungkin mereka belum mengetahui hakikat bisnis MLM itu sendiri.

Agar kita tidak salah kaprah tentang The Real Bisnis MLM, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai perusahan Multi Level Marketing yang benar-benar murni MLM atau hanya Money Game berkedok MLM. Diantaranya adalah bonus yang di berikan kepada distributor bukan dari hasil perekrutan yang dilakukan.

Perusahaan memberikan komisi dari total keuntungan penjualan, bukan dari hasil perekrutan yang dilakukan oleh distributor. Perusahaan Multi Level Marketing yang sudah cukup terkenal karena latar belakangnya yang kuat dan etika kerja yang baik, tidak akan membayarkan komisi berdasarkan perekrutan yang dilakukan oleh distributor karena itu adalah bentuk piramida yang ilegal dan dilarang.

Perusahaan Multi Level Marketing yang mampu beroperasi 5 tahun dinilai realatif stabil. Memang tidak pernah ada jaminan perusahaan Multi Level Marketing beroperasi mampu bertahan seterusnya. Tetapi, perusahaan Multi Level yang mampu melampaui 5 tahun tentu didukung dengan modal yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan, memastikan peningkatan kualitas produk, maupun sarana pelatihan, dan lain sebagainya.

Distributor juga harus memperhatikan siapa yang bertanggung jawab terhadap perusahaan? Bagaimana latar belakangnya? Apakah pengetahuan dan pengalaman pemimpin di dunia bisnis jaringan itu dapat dijadikan referensi tersendiri untuk menciptakan era keemasan perusahaan? Distributor berhak mengetahui secara pasti tentang informasi tersebut dengan mudah. Jika hal itu sulit ditemukan jawabannya, lebih baik tidak memilih perusahaan tersebut.

Dan yang tidak kalah penting adalah perusahaan Multi Level Marketing itu terdaftar di APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia ).

APLI adalah lembaga yang menaungi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri penjualan langsung di Indonesia . Sebagai organisasi yang berdiri dan bekerja atas kesepakatan bersama para anggotanya, APLI merumuskan Kode Etik yang mengatur para anggotanya agar terjadi persaingan yang sehat sekaligus kerjasama untuk menanggulangi persoalan bersama.

Baik sistem MLM maupun affiliasi itu sejatinya dibentuk dari 'algoritma' yg sama, yaitu mengizinkan atau memberikan wewenang kepada konsumen, pembeli atau siapapun juga (yang selanjutnya bisa disebut sebagai'pihak ke-3') untuk ikut menjual atau memasarkan produk (baik barang maupun jasa) milik perusahaan/merchant/provider dengan pembagian keuntungan (yang selanjutnya disebut komisi/bonus/bagi-hasil,dsb..) yang besarnya/prosentasenya telah disepakati bersama dan diterima atas dasar suka sama suka..

Tapi perbedaan paling mencolok dari MLM dan affiliasi adalah 'besarnya kewenangan' yang diberikan perusahaan/merchant/provider kepada pihak ke-3 tersebut...

Jika dalam sistem Affiliasi, pihak ke-3 hanya berfungsi sebagai seorang 'sales' bagi perusahaan/merchant/provider.. Pekerjaannya hanya menjual, menjual, dan menjuaaaal produk perusahaan/merchant/provider yg memberinya wewenang.. Maka bisa disimpulkan bahwa seseorang yg mengikuti sistem Affiliasi pada dasarnya adalah seorang 'salesman abadi'.. 

Karena jika semisal dia mereferensikan sistem Affiliasi nya itu kpd orang lain maka orang yang direferensikan itu akan bekerja sama langsung dengan perusahaan/merchant/provider bersangkutan.. 

Lain halnya dengan sistem MLM dimana Perusahaan/Merchant/Provider memberikan kewenangan lebih luas kepada pihak ke-3 yaitu apakah dia akan memilih menjadi seorang 'salesman' atau 'bisnisman' atau bahkan mau kedua-duanya pun bisa.. Ini adalah kekuatan bisnis sebenarnya, yaitu MENJUAL (PRODUK) + NETWORKING (MEMBANGUN JARINGAN BISNIS).. Yang pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa MLM pada dasarnya adalah sistem Affiliasi yang memberikan kewenangan kepada pihak ke-3 untuk membangun jaringan pemasaran sendiri.. Dampaknya?? Omzet perusahaan lebih besar ketimbang sistem Affiliasi biasa karena antar pihak ke-3 saling bekerjasama dan bukan sebagai 'single fighter' seperti sistem Affiliasi.. Serta kesejahteraan pihak ke-3 yang membantu memasarkan lebih terjamin karena dia mendapatkan penghasilan bersumber dari dua arah, yaitu omzetnya sendiri dan omzet yang ada di jaringannya..Ini adalah sistem yang jauh lebih FAIR dan mengedepankan WIN WIN SOLUTION.

Demikian hal yang perlu kita perhatikan tentang Bisnis Multi Level Marketing. Agar tidak terjadi salah kaprah menilai mana yang MLM dan mana yang Money Game.

Berikut ini Isi dari ringkasan Perbedaan Bisnis affiliate (reseller) dengan MLM (Multi Level Marketing) :

Bisnis Affilite (Reseller)
Biasanya bisnis ini terputus, tidak ada system kaki/ bertingkat, jadi barang siapa yang menjual produk atau jasa maka dia hanya menikmatinya sendiri sedangkan orang yang merekrut sebelumnya tidak mendapatkan komisi jadi yang hanya dapat adalah pemilik produk dan sama penjual tadi.

Contoh : Misalkan si (A) menjual ke (B) kemudian menjual ke (C) maka si (A) tidak dapat apa-apa.

Multi Level Marketing (MLM)
Kalau bisnis ini kebalikan dari affiliate, pada MLM biasanya penjualan melalui jaringan baik secara langsung maupun tidak*, jadi apabila member tersebut menjual barang/ jasa ke konsumen lain maka member yang sebelumnya merekrut dia atau diatas member pada satu jaringan akan mendapatkan bayaran beserta bonusnya.

Contoh: Misalkan si (A) menjual ke (B) kemudian menjual lagi ke (C) maka si (A) mendapatkan komisi.

Rekomendasi MLM yang bisa Anda ikuti adalah Oriflame.

Mengapa Oriflame?


Selama lebih dari 50 tahun, Oriflame telah memberdayakan banyak orang untuk mengubah hidup dengan merekomendasikan dan menjual produk kecantikan berkualitas yang terinspirasi oleh alam dan sains dari Swedia. Oriflame adalah perusahaan kecantikan dengan sistem penjualan langsung terbesar di Eropa  dengan komunitas global lebih dari 3 juta penjual konsultan independen diseluruh dunia.

APA MANFAAT YANG BISA ANDA DAPATKAN?


PENGHASILAN & FLEKSIBILITAS

Sebagai penghasilan tambahan atau membangun karir: Anda yang putuskan bagaimana Anda ingin menggapai cita-cita bersama Oriflame. Anda bisa bergabung dan mulai menghasilkan uang hari ini. Anda memiliki kendali penuh atas kebebasan jam kerja Anda. Secara singkat, Anda dapat menjadi bos Anda sendiri! Anda yang tentukan kapan waktunya bekerja. Oriflame dapat membantu Anda menikmati hidup dan bekerja sesuai dengan kemauan Anda sendiri.


BEPERGIAN & PERAYAAN

Anda akan mendapatkan kesempatan untuk berpergian ke barbagai penjuru dunia dan menghadiri konferensi internasional dimana Anda akan mendapatkan rekognisi atas kesuksesan Anda. Level kesuksesan Anda akan menentukan kualifikasi konferensi yang bisa Anda hadiri, bahkan Anda akan mendapatkan kesempatan untuk membawa serta anggota keluarga Anda secara GRATIS!

Berikut detail dari jenjang karir di Oriflame beserta rewardnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar