Rabu, 23 September 2020

Merawat Kebersihan Organ Intim Wanita yang Aman


Area vagina memiliki lebih banyak bakteri jika dibandingkan bagian tubuh lainnya. Namun, sebagian besar bakteri tersebut adalah bakteri baik, yang berfungsi melindungi vagina dari infeksi sekaligus menjaga keseimbangan pH vagina.

Banyak wanita yang merasa lebih bersih dan wangi ketika menggunakan pembersih khusus kewanitaan. Padahal, adalah suatu hal yang wajar jika vagina mengeluarkan aroma tertentu.

Hanya saja, jika ada perubahan bau yang menjadi lebih tajam atau amis, ini bisa menjadi pertanda adanya gejala masalah kesehatan. Terlebih jika ditemukan flek yang tidak normal, rasa gatal dan sensasi panas, serta menunjukkan tanda-tanda iritasi.

Pada keadaan tertentu, seperti lembap, banyak berkeringat, pada masa menstruasi maupun sedang mengalami keputihan, ada baiknya Anda memperhatikan kebersihan vagina. Saat inilah Anda bisa membersihkan area kewanitaan dengan bantuan pembersih.

Penggunaan pembersih khusus area kewanitaan sah-sah saja dalam beberapa kondisi. Jika Anda ingin menggunakan cairan pembersih vagina, lakukan hanya sesekali, dan gunakan hanya di area luar vagina. Hindari penggunaan hingga memasukkan sabun ke dalam vagina supaya keseimbangan pH tidak terganggu. 

Gunakan secara bijak dan jika diperlukan. Pembersih khusus kewanitaan bisa digunakan ketika Anda sedang mengalami masalah di area kewanitaan. 

Jika area kewanitaan sedang dalam kondisi normal, agar keseimbangan pH dan bakteri baik pada vagina tetap terjaga dengan baik, lakukan hal-hal sederhana ini untuk menjaga kebersihannya:

  • Basuh organ intim dengan air hangat. Hindari pemakaian sabun mandi biasa atau sabun lain yang mengandung bahan kimia. Penggunaan sabun yang mengandung parfum dapat memengaruhi keseimbangan bakteri normal pada vagina, pH vagina, dan mungkin juga bisa menyebabkan iritasi. Pilihlah sabun yang berbahan lembut, dan memiliki pH seimbang. Penggunaan sabun, hanya untuk pemakaian luar.
  • Setelah buang air kecil atau buang air besar, bersihkan dengan arah dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah bakteri dari anus berpindah ke vagina yang nantinya dapat berpotensi menyebabkan infeksi saluran kemih hingga infeksi ginjal, dan infeksi bakteri pada vagina.
  • Setelah membersihkan vagina, jangan lupa untuk mengeringkan dengan handuk bersih atau tisu yang berbahan lembut. Sebab, bakteri dan jamur dapat dengan mudah berkembangbiak pada area yang lembap. Jika menggunakan tisu, pastikan tidak ada serat tisu yang tertinggal dan menempel, karena tisu yang lembap dapat menjadi sarana bakteri berkembang biak.
  • Jangan terlalu sering menggunakan panty liner.
  • Sering ganti celana dalam saat banyak berkeringat atau lembap. Lebih dianjurkan untuk menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun. Bahan ini dapat menyerap keringat dengan baik sehingga membantu mengurangi kelembapan berlebih pada organ kewanitaan. Jangan lupa untuk mengganti pakaian dalam, terutama setelah beraktivitas.
  • Selalu bersihkan organ kewanitaan setiap kali habis kencing maupun setelah berhubungan intim.

Menyoal cara membersihkan area kewanitaan, kembali perlu diingat bahwa vagina memiliki mekanise pembersihan diri melalui cairan yang diproduksinya setiap hari. Karena itu, selama cairan vagina tidak berbau menyengat dan menimbulkan rasa gatal atau nyeri, Anda tak perlu khawatir. 

Pada beberapa kondisi yang mana tingkat kelembapan vagina lebih tinggi, Anda diperbolehkan untuk menggunakan pembersih khusus kewanitaan jika memang diperlukan. Tapi yang harus diingat, gunakan secara bijak dengan tidak menggunakannya setiap hari dan gunakan hanya di bagian luar vagina (vulva atau labia saja).

Memilih produk untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan seringkali membingungkan, sebab begitu banyak pilihan produk pembersih kewanitaan yang dijual di pasaran. Meski demikian, tak semua produk pembersih kewanitaan aman digunakan sehari-hari.

Beli


Tips Memilih Produk Pembersih Wanita

Di samping menerapkan perawatan kebersihan diri secara rutin, sebagian wanita memilih untuk juga menggunakan produk pembersih khusus area kewanitaan. Namun, jangan sampai salah memilih. Memang sebenarnya membersihkan area kewanitaan sudah cukup dengan menggunakan basuhan air bersih. 

Namun, jika Anda termasuk yang lebih suka menggunakan pembersih kewanitaan, berikut adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan:

Bersifat hypoallergenic
Banyak produk pembersih wanita yang memicu terjadinya reaksi alergi. Sebelum membeli produk pembersih wanita, sebaiknya cek label yang tertera pada produk. Disarankan membeli produk pembersih wanita yang mencantumkan label hypoallergenic. Produk ini memiliki risiko lebih rendah menimbulkan reaksi alergi.

Mengandung bakteri baik
Lactobacillus merupakan salah satu jenis bakteri baik yang terdapat di vagina. Bakteri ini berperan dalam mencegah pertumbuhan bakteri jahat yang bisa menyebabkan infeksi di vagina. Beberapa produk pembersih organ intim wanita, diketahui memiliki kandungan ekstrak susu dengan Lactobacillus, sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri jahat pada vagina dan juga menjaga keseimbangan pH vagina dengan baik.

Mampu menjaga kelembapan area vagina dengan baik
Vagina kering atau yang kelembapannya tidak terjaga dengan baik, merupakan salah satu penyebab iritasi dan infeksi vagina. Kondisi ini cukup umum terjadi pada wanita menopause. Untuk mengatasinya, disarankan memilih produk pembersih area wanita yang bersifat melembapkan. Salah satu bahan alami yang dikenal mampu mengembalikan dan menjaga kelembapan kulit dengan baik adalah aloe vera atau lidah buaya.

Menjaga kebersihan vagina merupakan bagian dari menjaga kebersihan tubuh, dan dapat mencegah Anda mengalami infeksi atau gangguan kesehatan lain di sekitar organ intim. Gunakan produk pembersih wanita, sesuai kebutuhan harian Anda. Disarankan memilih produk kewanitaan yang hypoallergenic untuk menurunkan risiko alergi, memiliki kandungan aloe vera dan kolagen untuk meredakan peradangan dan mengembalikan kelembapan, bakteri baik Lactobacillus untuk mengembalikan dan menjaga keseimbangan pH area kewanitaan. Pastikan juga produk yang Anda gunakan telah teruji klinis aman untuk kulit (dermatologically tested). 

Nah, apa jenis pembersih vagina yang setiap hari Anda gunakan, sabun biasa atau pembersih khusus? Berapa takarannya di setiap pemakaian? Semoga Anda sudah tahu hal-hal penting seperti ini. Informasi yang salah tentang cara mencuci vagina dapat membuat area intim itu gatal atau jadi sarang jamur.

Tentu, Anda takut ini terjadi. Begitu pun semua wanita di seluruh dunia. Karena itu, mari pahami vagina Anda supaya tahu cara membersihkannya dengan tepat.

Pertama, bagian vagina yang perlu dibersihkan hanya bagian vulva, termasuk labira mayora dan minora (bibir vagina luar dan dalam, yang besar maupun yang kecil). Bagian dalam vagina (mulai dari lubang hingga masuk ke dalam tubuh) mampu membersihkan dirinya sendiri. Tak perlu mengutak-atik bagian dalam agar tak merusak flora vagina.

Kedua, vagina seharusnya punya pH antara 3,5-4,5. Ini harus dijaga agar flora yang baik tetap hidup dan jamur serta bakteri "enggan mampir". Ketika Anda membersihkan vagina dengan cairan pembersih tubuh yang mengandung parfum (pH antara 7-8), berarti Anda sudah merusak pH normal vagina. Ini bisa menyebabkan gatal-gatal, iritasi, dan bau tak sedap. Pembersih tanpa pewangi adalah pilihan terbaik karena tidak mengandung zat yang berpotensi menyebabkan iritasi.

Yang terbaik adalah pembersih khusus dengan pH 3,5-4, tidak berpewangi, dan tidak mengandung alkohol. Pasang mata jika ada perubahan pada vagina berupa gatal, kering, atau cairan kental tak wajar. Mungkin itu infeksi jamur.

Ketiga, perhatikan frekuensi. Jika frekuensi Anda membersihkan vagina kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa. Jika vagina dibersihkan secara berlebihan, Anda bisa mengganggu keseimbangannya.

Membersihkan vagina dengan tangan juga lebih baik ketimbang memakai loofah. Tekstur loofah bisa membuat luka dan jika pasangan Anda berisiko penyakit menular seksual, itu mudah menular lewat luka tadi. Bersihkan vagina satu atau dua kali sehari sudah cukup.

Keempat, keringkan dengan saksama menggunakan handuk yang bersih dan lembut. Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai area intim Anda benar-benar kering. Jaga area intim tetap kering dengan mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam kondisi normal.

Setelah buang air kecil, cuci vagina dengan air bersih, lalu langsung keringkan. Perhatikan arah basuh dubur setelah buang air besar, jangan dari belakang ke depan. Itu sama saja Anda menyebarkan kuman dari dubur ke vagina.

Di dalam vagina, ada bakteri baik dan ada bakteri jahat. Dengan membersihkan bagian dalam vagina seperti yang disebut di atas (biasanya menggunakan douche), Anda berpotensi menyingkirkan keduanya. Ini bisa mengakibatkan keseimbangan lingkungan vagina terganggu. PH vagina seharusnya diperlakukan dengan hati-hati jika tidak ingin terkena infeksi jamur dan infeksi lain-lainnya.

Intinya, secara fisiologis, vagina diciptakan mampu mengurus dirinya sendiri dengan cara mendorong keluar kotoran lewat cairan khas yang Anda lihat sehari-hari. Tugas Anda cuma membersihkan sekresi cairan itu di bagian vulva, menjaganya tidak lembab berlebih, dan mempertahankan pH seimbangnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar